Jumat, 18 Juli 2014




Suaka Elang merupakan tempat rehabilitasi dan pelepasliaran elang yang terletak di Resort Salak I Taman Nasional Gunung Halimun-Salak . Elang yang masuk dalam proses rehabilitasi diajarkan untuk dapat berburu, bersosialisasi, berprilaku alami layaknya elang liar. Saat ini disuaka elang terdapat beberapa jenis-jenis elang yang sedang di rehabilitasi antara lain elang ular bido (Spilornis cheela) , elang hitam (Ictinaetus malayensis) , bahkan elang yang menjadi  lambang negara kita yaitu elang jawa (Nisaetus bartelsi).

Tidak hanya itu di suaka elang juga masih sangat mudah dijumpai jenis-jenis elang pegunungan yang aktif mencari makan bahkan bersarang di  Suaka Elang. Jenis elang yang mudah  jumpai di sana antara lain elang hitam dan elang brontok (Nisaetus cirrhatus). Elang brontok juga merupakan salah satu burung elang yang bersarang di tempat tersebut. Setiap tahunnya elang brontok ini aktif menghasilkan telur yang akan menjadi top predator nantinya. Dari hasil pengamatan tim Biological Bird Club (BBC Universitas Nasional)  pada tanggal 15-16 Februari terpantau 3 individu elang brontok dengan 2 individu merupakan invidu dewasa dan 1 individu juvenile dan 1 individu elang hitam yang sedang mencari makan.


Elang brontok (Nisaetus cirrhatus)

Elang Hitam (Ictinaetus malayensis)

Banyaknya top predator di tempat ini tidak terlepas dari hewan-hewan yang menjadi mangsanya untuk memenuhi kebutuhan energi dan pertumbuhanya, jenis-jenis hewan yang menjadi makan para top predator ini yang mampu di temukan dan teridentifikasi antara lain dari kelas reptile yaitu Aplopeltura boa, Trimeresurus puniceus, Asthenodipsas laevis dan juga dari kelas mamalia yaitu bajing


Trimeresurus puniceus


Asthenodipsas laevis

_Gusti Wicaksono_

Kamis, 17 Juli 2014



4th Annual Baluran-PLN Birding Competition adalah suatu kegiatan pengamatan burung dan penulisan artikel yang diadakan oleh Taman Nasional Baluran.  Kegiatan pengamatan burung ini bertujuan dapat menjadi upaya penyadaran masyarakat akan pentingnya penjagaan ekosistem alami serta mengembangkan konservasi kawasan melalui perlindungan kehidupan burung di alam berbasis pengamatan burung liar  (birdwatching). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26-30 Juni 2013 di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Biological Bird Club berpartisipasi dengan mengirimkan 6 orang  yang di bagi menjadi dua kelompok. kelompok satu gusti, adam dan jihan lalu kelompok dua abay, dini, dan aya. 

Tim Biological Bird Club 

Kami pergi tanggal 24 Juni pagi, naik kereta ekonomi ac dari stasiun Senen Jakarta tujuan Pasar Turi Surabaya, sampai di Surabaya keesokan harinya jam 05.30 wib. Setelah itu menaiki bis tujuan Baluran. Sampai di Baluran tanggal 25 Juni sekitar jam 20.00 wib. Sampai disana istirahat dan tidur di Aula. Tanggal 26 Juni 2013, pagi-pagi kami sudah bersiap-siap untuk melakukan registrasi perlombaan. Setelah kami melakukan registrasi lalu di angkut oleh truk menuju lokasi ngecamp yaitu di bekol. Sampai disana siang hari lalu diberi waktu sampai sore hari untuk mendirikan tenda dan bersih-bersih. Malam hari pun tiba waktunya brefing perlombaan, semua peraturan dan pertanyaan tentang perlombaan dibahas pada malam itu. Perlombaan dimulai pada tanggal 27 juni– 29 juni 2013. Perlombaan pengamatan burung dilakukan di 3 lokasi yaitu jalur Bama, Manting, dan Evergreen kita bebas memilih untuk lokasi pengamatan burung.

Observasi di Taman Nasional Baluran

            3 hari pun berlalu tepatnya tanggal 29 juni 2013, setelah pengamatan yang dilakukan kurang lebih 3 hari lalu di beri waktu selama tiga jam untuk melakukan penulisan artikel dan seketsa burung.  Isi dari artikel ini sangat mempengaruhi penilaian perlombaan selain dari list burung yang didapat. Kita mendapatkan 55 jenis burung dari hasil 3 hari observasi kita, dari ke 55 jenis tersebut ada beberapa spesies burung yang teracam punah yaitu merak hijau (Pavo muticu) dan jalak putih (Sturnus melanopterus).

Merak hijau (Pavo muticu)


                                             Jalak putih (Sturnus melanopterus)
            
    Kelompok BBC 1 mengumpulkan artikel yang berjudul “Mencari Keberadaan Suku Columbidae” dan kelompok BBC 2 mengumpulkan artikel yang berjudul “ Fenomena Burung Gelatik Jawa Di Taman Nasional Baluran.


Hari ini pun tiba, hari terakhir yaitu hari dimana pengumuman pemenang di umumkan, semua peserta menyambut pengumuman perlombaan dengan antusias sekali dan berharap salah satu dari tim Biological Bird Club bisa memenangkan perlombaan ini.  Namun kelompok BBC 1 dan BBC 2 berlum beruntung, karena pemenangnya yaitu juara 1,2, dan 3 di borong semua oleh anak-anak dari BIONIC UNY, yang mengirimkan 8 tim. 3 dari 8 tim dari UNY berhasil memborong semua juara. Kami pun tidak berkecil hati karena memang baru pertama kali kami mengikuti perlombaan seperti ini, dan kita masih harus belajar lebih banyak lagi. Banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dari perlombaan ini selain kita bisa mengenal teman-teman dari seluruh Indonesia. Disana juga diadakan pelatihan-pelatihan yaitu pelatihan penulisan dan fotografi yang diisi oleh para pemateri yang handal di bidangnya, salah satunya yaitu pemateri fotografi yang sekaligus alumus kita yaitu Riza Marlon S.si atau biasa kita sebutnya om Caca. 

TIM Biological Bird Club + Riza Marlon

_Gusti Wicaksono_



Asian Waterbird Census (AWC) merupakan suatu kegiatan pengamatan burung air tahunan yang dilakukan setiap minggu ke-2 dan 3 di bulan januari.  Acara ini sangat menantang sekali dikarenakan kondisi cuaca yang tidak stabil, dan isu-isu tentang banjir yang masih beredar sempat membuat acara ini gagal namun kami coba berkordinasi dengan pihak Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) ternyata disana baik-baik saja walau sempat beberapa hari yang lalu air naik.

Acara di mulai jam 09.00 WIB yang diikuti oleh beberapa kelompok pengamat burung salah satunya adalah Biological Bird Club (BBC). Kami disini melakukan sensus burung air di dua kawasan yaitu SMMA dan Hutan Lingdung Angke dengan metode berjalan kaki menyusuri jalur yang sudah ada. Karena di SMMA jalurnya lumayan panjang di kawasan  ini terdapat dua tim dan di Hutan Lindung satu tim. Tim pertama saya dan danny, tim kedua Adam, ka Diaz dan Marsya dan tim ketiga Khoir, Eci, Panji dan Mas Hendra.

Tim pertama dan kedua tugasnya mendata burung-burung air yang ada di SMMA dan tim ketiga di Hutan Lindung Angke. Saya masuk di tim 1, tim kami melakukan pengamatan dari pertengahan jalur SMMA sampai ujung jalaur SMMA. Kami mulai melakukan pendataan dari jam 09. 20 – jam 11.00 WIB, tim  kami berhasil mendata 10 jenis burung air yaitu:

1.      Pecuk padi hitam (Phalacrocorax sulcirostris)
2.      Pecuk ular asia (Anhinga melanogaster)
3.      Bambangan kuning (Ixobrychus sinensis)
4.      Belekok sawah ( Ardeola speciosa)
5.      Kokokan laut (Butorides striatus)
6.      Kowak malam kelabu (Nyctycorax nyctycorax)
7.      Kuntul besar (Casmerodius albus)
8.      Cangak abu (Ardea cinerea)
9.       Kareo padi (Amaurornis phoenicurus)
10.   Trinil pantai (Actitis hypoleucos)

Selain kita mendata burung-burung air kami juga mendata burung-burung hutannya sebagai data pribadi kita saja, dari hasil pengamatan kita berhasil mendata 17 jenis burung hutan, yang tidak kalah menariknya dari beberapa jenis burung-burung hutan tersebut kita berhasil mendata dua jenis burung yang terancam punah yaitu Bubut jawa (Centropus nigrorufus) 1 individu dan Jalak putih (Sturnus melanopterus) 2 individu.  Setelah jam 11.00 WIB, kami pun berkumpul untuk menyatukan data-data hasil pengamatan dari ketiga tim tersebut. Hasilnya kita berhasil mendata 15 jenis burung air dan 97 individu, dari 15 jenis burung tersebut jumlah individu terbanyak adalah burung kareo padi (Amaurornis phoenicurus) yaitu 25 individu dan yang terendah adalah bambangan merah (Ixobrychus cinamomenus) dan kuntul besar (Casmerodius albus) 1 individu.
              

Kareo padi (Amaurornis phoenicurus)

Semoga kegiatan ini dapat kita lakukan setiap tahunnya karena mengingat hasil pendataan dari tahun ketahun jumlah individu burung-burung air semakin berkurang, dan juga hasilnya bisa sebagai bahan kampanye terhadap masyarakat dan khususnya generasi muda, karena kita sebagai generasi muda harus lebih peka lagi terhadap kondisi-kondisi lingkungan yang terjadi terutama terhadap satwa-satwanya salah satunya yaitu burung. SALAM LESTARI!!! 



_Gusti Wicaksono_

    Blogger news

    Blogroll